Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 02 November 2012

Just Jomblo



*Posting ini hanyalah hasil pemikiran penulis atas apa yang pernah dialaminya. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun. Kesamaan tokoh, latar, dan peristiwa adalah kebetulan semata karena tidak bisa dipungkiri kaum jomblowers telah merajalea di muka bumi dan kejadian yang dialamipun juga mirip-mirip.

Apa yang anda pikirkan ketika melihat seorang pemuda tengah berjalan sendiri, menoleh kiri-kanan seperti mencari sesuatu lalu duduk di bangku yang terlihat kosong di sebuah gazebo, entah memang bangku kosong itu  tujuannya atau hanya terpaksa duduk di sana. Dan pertanyaannya, kenapa dia hanya sendirian?? Tak ada teman, atau tak ada pasangan? Kalau tak ada pasangan berarti jomblo, kalo tak ada teman berarti maho. (Kog bisa begitu, apa relasinya??) Ya jelas aja, kan temen-temennya pada takut jadi udah pulang duluan atau ngumpet.
Jadi apakah arti dari kata “jomblo” yang sebenarnya? Apabila anda cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baik dalam cetakan buku yang tebal, atau yang secara online. Pasti setelah anda masukkan keyword “jomblo” jawabannya adalah, “Maaf, kata jomblo tidak ada dalam kamus!”. Atau mungkin solusi lain, anda buka Wikipedia.org dan ketikan lagi keyword “jomblo” dan anda juga akan mendapati jawaban, “"Jomblo" beralih ke halaman …”. Sedangkan jika ditinjau dari jawaban berbagai kalangan jomblo itu,
“lagi nggak punya pacar,” (pelajar),
“bagai taman tak berbunga,” (pujangga),
“terr-laa-lhu,” (bang haji),
“Sesuatu yach,” (penyanyi pop Indo)
"Yaa sepiii...." (kuncen pemakaman),
"Semacam makanan yang ditengahnya diisi serbuk jamu butrowali" (chef batal),
“ha?! Jomblo?! Celius? Miapa? Cemungudt ea..” (alayers),
“Jomblo bukan berarti ga laku, namun ga mau buang waktu, bermain-main dengan sejuta g0mbalan palsu,hanya untuk kesenangan semu” (jomblowers).
Alasan seseorang untuk menjadi jomblopun bermacam-macam.Ada yang terpaksa, ada juga yang secara sadar dan sukarela. Yang pertama, karena dia tipe orang penyendiri. Jadi sukanya hidup menyendiri, apapun dikerjakannya sendiri. Mottonya “sendiri itu indah”, (tapi jujur yang kaya begini bukan gua banget coy). Kemudian yang ke-2, masih seneng jalan rame-rame sama temen-temen. Bisa aja yang ini karena factor terpaksa, dia masuk sekolah yang isinya pisang atau jeruk semua. Jadi pilihannya, bertahan dengan status jomblo sampai ketemu lawan jenis atau ambil jalan cepetnya mengakhiri status jomblo tapi dengan sesama jenis (alias Maho). (OMG, naudzubillah)
Alasan yang ke-3 ini sedikit menyakitkan, yaitu selalu keduluan orang lain. Walaupun dia udah promoin diri ke segala penjuru sampe mnta tolong tmen-temen deket buat promoin juga. Tapi apa mau dikata kalau emang belum waktunya, selalu masih ada langit di atas langit. Lalu alasan yang terakhir ini bisa dibilang berasal dari jomblo paling apes, yaitu gagal move on. Udah dicoba putus berkali-kali tapi masih juga nyambung aja. Pertanyaannya kalo masih nyambung kenapa pengen putus, kalo udah putus kenapa masih pengen nyambung?? Ada juga yang masih kepikiran mulu walau udah putus luama, katanya “Serpihan hati ini kupeluk erat, dan kan kubawa sampai kumati”. (Hewww, dasar biang galau)
Tapi coy, jangan keburu parno dulu coz ada lo sisi baik status jomblo terutama buat penyandangnya antara lain soal jalan(maen, dolan) ga perlu risau. Mau ke mana aja & sama siapa aja halal alias free bin bebas, mau berDua, berSatu, atau berGotong-royong juga bisa. Trus lagi soal jadwal, ga perlu pusing 7 keliling mau kencan atau ng’date  ke mana. Hari ini gini, besok gitu, trus gini, gitu lagi, dan blab bla bla . . .. (haduh plis, cape de). Dan lagi kalo kepergok bandel, selingkuh misalnya, harus siapin segudang alasan dalam waktu 1 detik. Ya karena ini, karena itu sampe ngrayu-rayu & ng’gombal segala. Dan yang paling penting jadi jomblowers itu lebih hemat, terutama buat yang anak kos dan sejenisnya bisa lebih irit buat hidup di perantauan. Ga perlu ng’belanjain ini itu, traktirin ini itu. (Hehehehemat beb)
Kendatipun demikian, sesuai kodrat dwitunggal (dwilogi maksutnya) alamiah, di sebelah kebaikan pasti berdiri keburukan. Masalah yang dihadapi setiap jomblowers juga ga cuma satu antara lain, pasti kegi liat cewek yg beautifull atau cowok handsome. Ya walaupun ga semua sih dan ga gitu-gitu juga, tapi sedikit banyak pasti ada rasa yang eewwwhhhh gitu deh. Dan perasaan kaya gini ga pandang bulu, entah yang diliat tu berstatus ‘ada yang punya’, ‘jomblo’ , ataupun ‘maho’ sekalipun. Kalo udah gitu, sedikit banyak lagi, perasaan iri bisa saja mampir. Mulai deh terdengar suara godaan, “Kok enak amat ya mereka yang lagi berdua di sana, saling nemenin, saling mbantu, saling blab blab blaaaa . . ..” Dan yang bisa tahan godaan tersebut biasanya cuma tersenyum kecil sendiri, bisa di dalam hati atau diliatin di wajah kecutnya. Kalo yang ga bisa tahan, contohnya si Jomblo Apes tadi, bakal mikir cepet-cepet balikan sama sang mantan. (kasian banget ya) Katanya sih, teringat di saat kita tertawa bersama ceritakan tentang kita, jauh di dasar jiwaku engkau masih kekasihku, dan syair-syair galau lainnya.
Pada akhirnya di segment terakhir ini (gua janji habis paragraf  ini gua langsung penutupan, jadi terusin donk dikit aja) ada pesan-pesan buat para jomblowers supaya tetep semangat setelah gua ceramahin panjang kali lebar kali tinggi tadi. Jadi, sobat jomblowers, jangan sampai timbul fitnah ‘maho’ di antara anda demi kelancaran hidup di dunia dan akhirat. Memang jodoh itu sudah ditentukan sejak anda belum lahir, siapa orangnya, kapan dan di mana ketemunya, tapi jangan difikir si Jodoh nanti bakalan dateng cuma-cuma dengan sendirinya tanpa kita usaha dan berdoa. Kalo kita tinjau dari paragraf 3 dan 4 terbukti ga ada media resmi yang bisa mengartikan kata ‘jomblo’ itu sendiri, jadi ‘jomblo’ ga punya arti resmi/ formal/ legal. Nha kalo ga legal, artinya illegal. Illegal sama arti dengan dilarang alias ga boleh, so singkat katanya “jomblo itu dilarang”.
Enjoy it, sobat jomblowers

2 komentar: