*Posting ini hanyalah hasil pemikiran penulis atas
apa yang pernah dialaminya. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun.
Kesamaan tokoh, latar, dan peristiwa adalah kebetulan semata karena tidak bisa
dipungkiri kaum jomblowers telah merajalea di muka bumi dan kejadian yang
dialamipun juga mirip-mirip.
Apa yang anda pikirkan ketika melihat seorang pemuda
tengah berjalan sendiri, menoleh
kiri-kanan seperti mencari sesuatu lalu duduk di bangku yang terlihat kosong di
sebuah gazebo, entah memang bangku kosong itu
tujuannya atau hanya terpaksa duduk di sana. Dan pertanyaannya, kenapa
dia hanya sendirian?? Tak ada teman, atau tak ada pasangan? Kalau tak ada
pasangan berarti jomblo, kalo tak ada teman berarti maho. (Kog
bisa begitu, apa relasinya??)
Ya jelas aja, kan temen-temennya pada takut jadi udah pulang duluan atau
ngumpet.
Jadi apakah arti dari kata “jomblo” yang sebenarnya?
Apabila anda cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baik dalam cetakan buku yang tebal, atau yang secara online.
Pasti setelah anda masukkan keyword “jomblo” jawabannya adalah, “Maaf,
kata jomblo tidak ada dalam kamus!”. Atau mungkin solusi lain, anda buka
Wikipedia.org dan ketikan lagi
keyword “jomblo” dan anda juga akan mendapati jawaban, “"Jomblo"
beralih ke halaman …”. Sedangkan jika ditinjau dari jawaban berbagai kalangan jomblo
itu,
“lagi nggak punya pacar,” (pelajar),
“bagai taman tak berbunga,” (pujangga),
“terr-laa-lhu,” (bang haji),
"Yaa sepiii...." (kuncen
pemakaman),
"Semacam makanan yang ditengahnya
diisi serbuk jamu butrowali" (chef batal),
“ha?! Jomblo?! Celius? Miapa? Cemungudt
ea..” (alayers),
“Jomblo bukan berarti ga laku, namun ga
mau buang waktu, bermain-main dengan sejuta g0mbalan palsu,hanya untuk
kesenangan semu” (jomblowers).
Alasan
seseorang untuk menjadi jomblopun bermacam-macam.Ada yang terpaksa, ada juga
yang secara sadar dan sukarela. Yang pertama,
karena dia tipe orang penyendiri. Jadi sukanya hidup menyendiri, apapun
dikerjakannya sendiri. Mottonya “sendiri
itu indah”, (tapi jujur yang kaya
begini bukan gua banget coy). Kemudian yang ke-2, masih seneng jalan rame-rame sama temen-temen. Bisa aja yang
ini karena factor terpaksa, dia masuk sekolah yang isinya pisang atau jeruk
semua. Jadi pilihannya, bertahan dengan status jomblo sampai ketemu lawan jenis
atau ambil jalan cepetnya mengakhiri status jomblo tapi dengan sesama jenis (alias Maho). (OMG, naudzubillah)
Alasan
yang ke-3 ini sedikit menyakitkan,
yaitu selalu keduluan orang lain. Walaupun dia udah promoin diri ke segala
penjuru sampe mnta tolong tmen-temen deket buat promoin juga. Tapi apa mau
dikata kalau emang belum waktunya, selalu masih ada langit di atas langit. Lalu
alasan yang terakhir ini bisa
dibilang berasal dari jomblo paling apes, yaitu gagal move on. Udah dicoba putus berkali-kali tapi masih juga
nyambung aja. Pertanyaannya kalo masih nyambung kenapa pengen putus, kalo udah
putus kenapa masih pengen nyambung?? Ada juga yang masih kepikiran mulu walau
udah putus luama, katanya “Serpihan hati ini kupeluk erat, dan kan kubawa
sampai kumati”. (Hewww, dasar biang galau)
Tapi
coy, jangan keburu parno dulu coz ada lo sisi baik status jomblo terutama buat
penyandangnya antara lain soal jalan(maen,
dolan) ga perlu risau. Mau ke mana
aja & sama siapa aja halal alias free
bin bebas, mau berDua, berSatu, atau berGotong-royong juga bisa. Trus lagi
soal jadwal, ga perlu pusing 7
keliling mau kencan atau ng’date ke mana. Hari ini gini, besok gitu, trus gini,
gitu lagi, dan blab bla bla . . .. (haduh plis, cape de). Dan lagi kalo kepergok bandel, selingkuh misalnya,
harus siapin segudang alasan dalam waktu 1 detik. Ya karena ini, karena itu
sampe ngrayu-rayu & ng’gombal segala. Dan yang paling penting jadi
jomblowers itu lebih hemat, terutama
buat yang anak kos dan sejenisnya bisa lebih irit buat hidup di perantauan. Ga
perlu ng’belanjain ini itu, traktirin ini itu. (Hehehehemat beb)
Kendatipun
demikian, sesuai kodrat dwitunggal (dwilogi maksutnya) alamiah, di sebelah kebaikan pasti berdiri keburukan. Masalah
yang dihadapi setiap jomblowers juga ga cuma satu antara lain, pasti kegi liat cewek yg beautifull atau cowok handsome.
Ya walaupun ga semua sih dan ga
gitu-gitu juga, tapi sedikit banyak pasti ada rasa yang eewwwhhhh gitu deh. Dan perasaan kaya gini ga pandang bulu, entah
yang diliat tu berstatus ‘ada yang punya’, ‘jomblo’ , ataupun ‘maho’ sekalipun.
Kalo udah gitu, sedikit banyak lagi, perasaan iri bisa saja mampir. Mulai deh terdengar suara godaan, “Kok enak
amat ya mereka yang lagi berdua di sana, saling nemenin, saling mbantu, saling blab blab blaaaa . . ..” Dan yang bisa tahan
godaan tersebut biasanya cuma tersenyum kecil sendiri, bisa di dalam hati atau
diliatin di wajah kecutnya. Kalo yang ga bisa tahan, contohnya si Jomblo Apes
tadi, bakal mikir cepet-cepet balikan sama sang mantan. (kasian banget ya) Katanya sih, teringat di saat kita tertawa
bersama ceritakan tentang kita, jauh di dasar jiwaku engkau masih kekasihku,
dan syair-syair galau lainnya.
Pada
akhirnya di segment terakhir ini (gua
janji habis paragraf ini gua langsung
penutupan, jadi terusin donk dikit aja) ada pesan-pesan buat para
jomblowers supaya tetep semangat setelah
gua ceramahin panjang kali lebar kali tinggi tadi. Jadi, sobat jomblowers, jangan
sampai timbul fitnah ‘maho’ di antara anda demi kelancaran hidup di dunia dan
akhirat. Memang jodoh itu sudah ditentukan sejak anda belum lahir, siapa orangnya,
kapan dan di mana ketemunya, tapi jangan difikir si Jodoh nanti bakalan dateng
cuma-cuma dengan sendirinya tanpa kita usaha dan berdoa. Kalo kita tinjau dari
paragraf 3 dan 4 terbukti ga ada media resmi yang bisa mengartikan kata
‘jomblo’ itu sendiri, jadi ‘jomblo’ ga punya arti resmi/ formal/ legal. Nha
kalo ga legal, artinya illegal. Illegal sama arti dengan dilarang alias ga
boleh, so singkat katanya “jomblo itu dilarang”.
Enjoy
it, sobat jomblowers
semangat galuuuuh,,,
BalasHapussiapppp amiiiii
Hapus